Kesusasteraan Kuno
Kesusasteraan merupakan hasil kebudayaan yang tidak kalah penting. Karena
dari karya sastra tersebut kita sedikit banyak bisa mengetahui sejarah.
Menurut waktu perkembangannya kesusasteraan kuno dapat dibagi menjadi
kesusasteraan jaman Mataram (sekitar abad IX da X Masehi), jaman Kediri
(sekitar abad XI dan XII Masehi), jaman Majapahit I (sekitar abad XIV
Masehi), dan jaman Majapahit II (sekitar abad XV dan XVI Masehi). Ada
dua jaman Majapahit, hal ini dikarenakan perbedaan bahasa yang digunakan
pada kesusasteraan tersebut. Jaman Majapahit I menggunakan bahasa Jawa
kuno, sedangkan jaman Majapahit II menggunakan bahasa Jawa tengahan.
Melihat
bentuk gubahannya, dibagi sebagai gancaran (prosa) dan tembang (puisi).
Sebagian besar adalah tembang. Tembang Jawa kuno disebut kakawin sedangkan Jawa tengahan dinamakan kidung.
Irama kakawin diurutkan kepada irama India, sedangkan irama kidung
adalah irama yang berkembang kemudian yang terdiri atas tengahan dan macapat.
Dilihat
dari sudut isinya, kesusasteraan purba terdiri atas tutur (kitab
keagamaan), sastra (kitab hukum), wicarita (cerita kepahlawanan),
kitab-kitab lainnya yang isinya mengenai keagamaan dan kesusilaan dan
kitab-kitab yang dimaksud dengan uraian sejarah.
Beberapa kesusasteraan kuno, antara lain:
a. Negarakertagama
Merupakan
karya kesusasteraan kuno yang dilihat dari waktu perkembangannya
merupakan hasil dari jaman Majapahit I. Sedangkan dari isinya merupakan
kitab yang dimaksud sebagai uraian sejarah. Isi dari kitab
Negarakertagama merupakan uraian sejarah dari Kerajaan Singasari dan
Majapahit dan ternyata sesuai dengan prasasti-prasasti yang ditemukan.
Di dalamnya terdapat pula uraian tentang kota Majapahit, jajahan-jajahan
Majapahit, perjalanan Raja Hayam Wuruk si sebagian Jawa Timur yang
dijalin dengan daftar candi-candi yang ada, upacara craddha
yang dilakukan untuk roh Gayatri dan tentang pemerintahan serta
keagamaan dalam jaman Hayam Wuruk. Negarakertagama merupakan karya
Prapanca tahun 1365 Masehi.
b. Bharatayudha
Bharatayudha
merupakan karya dari Mpu Sedah dan Mpu Panuluh tahun 1157 Masehi. Karya
ini merupakan gubahan dari Mahabarata. Isi dari kitab ini menjelaskan
peperangan dari darah bharata yaitu Pandawa dan Kurawa, yang berlangsung 18 hari.
c. Pararaton
Pararaton
termasuk kesusasteraan jaman Majapahit II. Kitab ini menggunakan bahasa
Jawa tengahan dan berbentuk tembang atau kidung namun ada pula yang
berupa gancaran. Kitab ini dimaksudkan sebagai uraian sejarah namun
kurang dapat dipercaya karena isinya lebih bersifat dongeng. Selain itu,
angka-angka tahun yang ada tidak cocok denagn sumber sejarah yang lain.
Dari kitab ini mula-mula diuraikan tentang riwayat Ken Arok, yang penuh
dengan kegaiban. Raja-raja Singasari berikutnya juga demikian. Bagian
kedua menguraikan Raden Wijaya dari ikut Kertanegara sampai menjadi raja
Majapahit. Kemudian diceritakan tentang Jayanegara dan
pemberontakan-pemberontakan Rangga Lawe dan Sora, serta peristiwa Putri
Sunda di Bubat. Kitab ini ditutup dengan daftar raja-raja sesudah Hayam
Wuruk.
a. Calon Arang
Calon
Arang termasuk kesusasteraan kuno yang menggunakan bahasa Jawa
tengahan, sehingga dapat dimasukkan ke dalam jaman Majapahit II. Kitab
Calon Arang ini berisi tentang Calon Arang kemudian dibunuh oleh Mpu
Bharada atas suruhan Raja Airlangga. Kitab Calon Arang ini juga
mengisahkan tentang pembelahan Kerajaan Kediri oleh Mpu Bharada atas
suruhan Raja Airlangga.
b. Sutasoma
Kitab Sutasoma menggunakan bahasa Jawa kuno sehingga dimasukkan dalam
kesusasteraan jaman Majapahit I. Kitab Sutasoma menceritakan tentang
seorang anak raja bernama Sutasoma. Sutasoma rela meninggalkan kehidupan
duniawi karena taat kepada agama Buddha. Ia bersedia berkorban untuk
kebahagiaan makhluk hidup. Bahkan diceritakan ia rela dimakan raksasa
agar raksasa tersebut kenyang.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar